Oleh : Yusron Humonggio
Di masyarakat dan lembaga sekolah perpustakaan adalah suatu sarana yang sangat mendukung terhadap peningkatan mutu peserta didik (siswa). Dengan buku-buku yang memadai diharapkan murid dapat betul-betul menggunakannya dengan maksimal sebagai media peningkatan intelektual mereka khususnya di bidang yang mereka tekuni. Buku-buku yang menjanjikan tentunya harus dibarengi dengan managemen yang bagus pula dari perpustakaan tersebut, tentunya dengan melibatkan sistem basis data yang
canggih agar perpustakaan tersebut dapat eksis dan terus menunjukkan kinerja yang optimal. Sekolah idealnya yang memiliki perpustakaan sebagai media utama dalam pengembangan pengetahuan siswa. Tidak hanya buku-buku yang sifatnya sains saja yang disediakan. Tapi juga buku fiksi dan koleksi digital. Namun, masih ada beberapa hal yang dinilai kurang dalam pengelolaan perpusatakaan sekolah. Dengan sistem yang serba manual, penggunaan berkas-berkas dalam pencatatan peminjaman masih menjadi nilai kurang dalam perpustakaan ini. Sulitnya untuk mendata, mencari dan mengidentifikasi peminjam adalah permasalahan utama dalam sistem di perpustakaan tersebut belum lagi tidak adanya tenaga pengelola perpustakaan
Di masyarakat dan lembaga sekolah perpustakaan adalah suatu sarana yang sangat mendukung terhadap peningkatan mutu peserta didik (siswa). Dengan buku-buku yang memadai diharapkan murid dapat betul-betul menggunakannya dengan maksimal sebagai media peningkatan intelektual mereka khususnya di bidang yang mereka tekuni. Buku-buku yang menjanjikan tentunya harus dibarengi dengan managemen yang bagus pula dari perpustakaan tersebut, tentunya dengan melibatkan sistem basis data yang
canggih agar perpustakaan tersebut dapat eksis dan terus menunjukkan kinerja yang optimal. Sekolah idealnya yang memiliki perpustakaan sebagai media utama dalam pengembangan pengetahuan siswa. Tidak hanya buku-buku yang sifatnya sains saja yang disediakan. Tapi juga buku fiksi dan koleksi digital. Namun, masih ada beberapa hal yang dinilai kurang dalam pengelolaan perpusatakaan sekolah. Dengan sistem yang serba manual, penggunaan berkas-berkas dalam pencatatan peminjaman masih menjadi nilai kurang dalam perpustakaan ini. Sulitnya untuk mendata, mencari dan mengidentifikasi peminjam adalah permasalahan utama dalam sistem di perpustakaan tersebut belum lagi tidak adanya tenaga pengelola perpustakaan
Dengan melibatkan sistem basis data yang kompleks,
permasalahan-permasalahan tersebut akan cepat diselesaikan dalam hitungan detik
cukup dengan bertatap muka dengan komputer. Ketepatan dalam menanggulangi
permasalahan, kepraktisan dan kecepatan adalah hal lebih dalam penggunaan
sistem basis data.
Dalam juknis BOS 2017 Bahwa pengembangan perpustakaan
lebih detail dijelaskan pemdanaanya untuk
hal-hal yang berikut : (1)
Pembelian
buku teks (2) Membeli buku bacaan, buku pengayaan dan
buku referensi untuk memenuhi SPM pendidikan; (3) Langganan koran,
majalah/publikasi berkala yang terkait dengan pendidikan, baik offline maupun
online; (4) Pemeliharaan
buku/koleksi perpustakaan, atau membeli yang baru apabila buku/koleksi yang
lama sudah tidak dapat digunakan atau kurang jumlahnya; (5) Peningkatan kompetensi tenaga
perpustakaan; (6) Pengembangan database
perpustakaan; (7) Pemeliharaan perabot
perpustakaan, atau membeli yang baru apabila perabot yang lama sudah tidak
dapat digunakan atau jumlahnya kurang; (8) Pemeliharaan dan pembelian AC
perpustakaan; Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, maka penggunaan dana operasional untuk pengembangan perpustakaan
paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasi sekolah sampai terpenuhinya
Standar Pelayanan Minimal.
Dalam pendanaan BOS “Pengembangan
Database Perpustakaan mendapat perhatian hal ini penting karena erat kaitannya
dengan pola kehidupan kita
saat. Ini yang semuanya serba elektronik,
tanpa terkecuali sistem pemrosesan data. Kalau dulu-dulunya kita serba manual,
dan serba berkas, sekarang sudah beda. Lemari pun bisa jadi elektronik. Tempat
penyimpanan bukan lagi harus dengan setumpukan kertas, arsip dan berkas-berkas
lainnya, akan tetapi saat ini yang sudah memdunia adalah pemrosesan dengan
sistem basis data.
Perpustakaan
yang semula menggunakan sistem penumpukan data-data pada lemari, serta
mengeluarkannya kembali ketika dibutuhkan, sudah dianggap tidak relevan lagi
dengan situasi dan kondisi yang menuntut kita untuk selalu berinovasi. Sistem
basis data adalah solusi yang solutif terhadap hal tersebut. Dengan basis data
kita tidak usah susah-susah untuk mencari data pada tumpukan kertas yang sangat
banyak, kita tidak usah mengeluarkan dan memasukkan kembali berkas-berkas yang
sudah ada dalam lemari. Semuanya komplit dalam suatu komputerisasi berbasis
data yang ditunjang dengan multiuser tentunya akan sangat berguna bagi peningkatan
pembelajaran dilingkungan sekolah.
Baca juga : Pembangun Perpustakaan digital disini
0 comments:
Post a Comment