Tuesday, May 10, 2016

Layanan Prima Jasa Perpustakaan


                Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Perpustakaan sebagai sistem pengelolaan rekaman gagasan, pemikiran,pengelaman, dan pengetahuan umat manusia, mempunyai fungsi utama melestarikan hasil budaya bangsa umat manusia.Sasaran dari pelaksanaan fungsi perpustakaan adalah terbentuknya masyarakat yang mempunyai budaya membaca dan belajar sepanjang hayat.
                Di sisi lain,perpustakaan berfungsi untuk mendukung Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perpustakaan merupakan pusat informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan kebudayaan. Perpustakaan sebagai bagian dari masyarakat ikut serta membangun masyarakat informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
                Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesatnya,hal ini berimbas pada perpustakaan.Perpustakaan sebagai wahana mencerdaskan kehidupan bangsa  tak ketinggalan pula berbenah demi memenuhi kebutuhan masyarakat  akan  informasi .Demikian pula Perpusda Kabupaten Gorontalo sebagai lembaga pendukung Gorontalo Gemilang yang mengemban tugas di bidang perpustakaan dan arsip  diharapkan selalu mengikuti perkembangan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
                 Sesungguhnya investasi paling utama dalam pengembangan layanan prima bukanlah semata mata  peralatan  teknologi  yang  canggih,  melainkan  adalah  sikap  dari  pustakawan  itu
sendiri. Sikap seseorang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan layanan di perpustakaan
terutama pustakawan yang bertugaas di bagian layanan.
                Layanan  prima  merupakan  upaya  maksimal  yang  diberikan  pustakawan  untuk memenuhi  kebutuhan  pemustaka  sehingga  tercapai  kepuasan.  Hal-hal  yang  terkait  dengan
layanan prima seorang pustakawan harus mempunyai komponen-komponen sebagai berikut:
  1. Mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pemustaka dengan  cara: (a).Attending, mampu berkomunikasi dengan   kehadiran    pemustaka;  (b).Listening,   mampu mendengar dan menganalisa dengan cepat apa   yang  dibutuhkan    pemustaka;  (c).  Observing, mampu   meneliti    pembicaraan;  (d).  Clarifaying,  mampu   mengklarifikasi komunikasi  yang dianggap  kurang tepat; dan (e). Responding,  mampu    memberi  tanggapan
  2. Mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal
  3. Mampu bekerja baik secara individu maupun berkelompok
  4. Mampu  berkomunikasi  dengan  konsep  3A  (attitude=sikap,  attention=  memberi perhatian, action=melakukan tindakan dalam komunikasi)
 Faktor-Faktor yang mempengaruhi dalam memberikan layanan prima
                Pustakawan sebagai pengelola sumber informasi dan melakukan jasa informasi perlu dipersiapkan  dengan  baik  agar  terwujud  sistem  perpustakaan  yang  kompetitif  yang  akhirnya
bermuara kepada kepuasan pemustaka. Dengan demikian perlu peningkatan kualitas layanan
agar  tercapai  layanan  pirima  yang  diidamkan.  Untuk  mendukung  hal  tersebut  ada  beberapa
faktor yang mempengaruhinya yaitu:
  1. Faktor Kesadaran, adalah keadaan jiwa dari titik temu berbagai pertimbangan sehingg diperoleh suatu keyakinan
  2. Faktor Aturan, biasanya memuat hal-hal yang mengikat dan merupakan pedoman kerja aturan memuat tata cara kerja normatif yang harus ditempuh
  3. Faktor  Organisasi,    pelayanan  lebih  ditekankan  kepada  pengaturan  mekanisme kerjanya yang harus menghasilkan layanan yang memadai.
  4. Faktor  Keterampilan  dan  kemampuan,  kualitas  layanan  sangat  dipengaruhi  oleh kualitas  keterampilan  dan  kemampuan  pustakawan.  Aspek  mental,  kepribadian,  dan sikap memberi kontribusi besar pada kemampuan.
  5. Faktor Sarana layanan, kualitas layanan yang prima harus didukung oleh tersedianya saranan  layanan  yang  memadai.  Sarana  berfungsi  untuk  mempermudah  pelayanan, kecepatan layanan, keakurasian, dan kejelasan informasi  Peningkatan kualitasl layanan pemustaka
                 Sering  terjadi  keluhan    dari  pemustaka  karena  pustakawan    menjawab  pertanyaan pemustaka dengan jawaban ”tidak tahu”. Pemustaka umumnya menganggap semua karyawan adalah pustakawan, padahal sebenarnya ada tenaga pustakawan dan ada tenaga administrasi dan teknis. Selain itu sering terjadinya mutasi antar unit yang kurang memperhatikan kebutuhan masing-masing unit, sementara para pemustaka sangat membutuhkan tenaga pustakawan.
                 Mengingat  peran  pustakawan  cukup  penting  maka  perlu  diberi  jalan  keluar  untuk
pengembangan SDM agar kesan buruk tidak terjadi lagi, untuk itu perlu kiranya peningkatan SDM dengan cara mengikuti seminar-seminar, workshop, pelatihan
Kriteria untuk peningkatan  kualitas  layanan,  maka  pustakawan  harus  dapat  memenuhi  dimensi-dimensi sebagai berikut:
1)        Tangibles (berwujud), ruang dan peralatan harus nyaman dan tertata dengan baik dan pustakawan selalu berpenampilan menarik
2)        Realibility  (kehandalan),  kinerja  pustakawan  harus  handal  dan  akurat  sehingga meminimalisasi kesalahan
3)        Responsiveness  (daya  tanggap),  pustakawan  harus  dapat  menjawab  pertanyaan pemustaka dalam waktu singkat dan jika tidak ditemukan dapat menunjukkan ke tempat
4)        Competence  (pengetahuan  dan  keterampilan),  pustakawan  harus  terlatih  dalam memberi layanan kepada pemustaka
5)        Access  (kemudahan  hubungan),  suasana  perpustakaan  harus  menyenangkan  dan tersedia  sarana  komunikasi  sehingga  pelacakan  informasi  dapat  dilakukan  dengan cepat
6)        Courtesy  (perilaku),  setiap  pustakawan  harus  bersikap  sopan,  bersahabat,  tanggap, dan ramah kepada pemustaka
7)        Communication (komunikasi), pustakawan harus mampu mendengarkan keinginan dan naspirasi  pemustaka  dan  kesediaan  menyampaiakan  informasi  terbaru  kepada pemustaka
8)        Creadibility  (kejujuran),  pustakawan  harus  menjunjung  tinggi  sifat  kejujuranya  baik terhadap diri sendiri, sesama pustakawan dan terhadap pemustaka
9)        Security  (kemanan),  Pelayanan  perpustakaan  harus  menjamin  keselamatan  fisik, kenyamanan, dan keamanan barang-barang yang dianggap rasasia dan berharga
10)     Understanding  the  Costamer  (memahami  kebutuhan),  pustakawan  mampu  menggali, menidentifikasi, dan memahami kebutuhan pemustaka
Andaikan pustakawan mampu menjabarkan kesepuluh kriteria tersebut maka layanan yang  diberikan  akan  memuaskan  pemustaka  dan  terwujud  suatu  layanan  prima.  Akan  tetapi
kenyatannya masih banyak dijumpai pustakawan yang bersikap masa bodoh, acuh tak acuh, kurang inisiatif, merasa pekerjaannya tidak cocok dan sebagainya.

 PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN
               Teknologi  informasi  untuk  perpustakaan  bukanlah  ”monster”  yang harus ditakuti dan dijauhi, tetapi juga bukanlah ”dewa” yang  diagung-agungkan dan dipuja-puja. Pemanfaatan  teknologi  informasi  di  perpustakan  memang  diperlukan  dalam  rangka  memberi
layanan  prima  bagi  pemustaka,  karena  untuk  mengimbangi  kebutuhan  pemustaka  yang
beragam dan komplek. Kondisi pustakawan Perpusda  dalam penguasaan teknologi  masih  kurang sehingga perlu pelatihan untuk  meningkatkan kemampuan dalam penguasaian teknologi. Informasi  Karena di era informasi ini penguasaan teknologi  informasi sangat penting dan di perlukan.
                Teknologi  informasi  di perpustakaan  terutama  untuk layanan  pemustaka  baik  melalui
LAN,  intranet,  dan  internet  yang  mana  saat  ini  sedang  berkembang  melalui  jaringan  hotspot
nya.  Dengan  teknologi  informasi  diharapkan  pustakawan  dapat  memberikan  layanan  dengan
cepat, tepat, dan akurat begitu juga bagi pemustakanya. Layanan penelusuran informasi melalui
LAN  pemustaka  dapat  mengakses  keberadaan  koleksi  melalui  OPAC  (Online  Public  Access
Catalogue),  melalui  intranet  pemustaka  dapat  mengakses  , dan melalui internet pemustaka dapat mengakses informasi dari segala penjuru.
                 Perpustakaan  kedepan  yang  menjadi  model  adalah  perpustakaan  digital  ditengah
perpustakaan tradisional. Kolaborasi antara perpustakaan tercetak dengan perpustakaan digital
disebut  Perpustakaan  Hibrida.  Artinya  perpustakaan  yang  koleksi  bahan  tercetaknya  masih
dipertahankan  dan  koleksi  digital  yang  berbasis  teknologi  informasi  harus  diadakan.  Perlu
diingat  secanggih  apapun  teknologi  informasi  itu  tetap  dioperasikan  oleh  manusia  sebagai
brainware  nya.  Kehadiran  teknologi  informasi  perlu  disikapi  dengan  arif  dan  bijaksana
mengingat dampak yang ditimbulkannya. Sering kali kehadiran teknologi informasi justru dapat
menghambat pelayanan di perpustakaan. Teknologi informasi termasuk investasi yang mahal,
untuk  itu  menjadi  tantangan  para  pustakawa  untuk  memenuhi  tuntutan  dan  kebutuhan
pemustaka yang beraneka ragan dan dinamis.

                 

Monday, May 9, 2016

Zeniusmultimedia hadir di Perpusda


Sebagai upaya diversifikasi layanan perpustakaan ditahun 2016 kami meluncurkan fasilitas terbaru yang berbasis IT, yaitu e-learning atau pembelajaran berbasis elekronik, kontennya terdiri dari 41.000 (empat puluh satu ribu) video pembelajaran berupa teori dan pembahasan soal. Aplikasi merupakan produksi dari zeniusmultimedia.
Pasilitas ini diperuntukkan bagi siswa SD/MI, SMP/M.Ts dan SM/MA.  Dengan akses intranet sehingga tidak tergantung pada jaringan internet.