Wednesday, January 31, 2018

Sekolah kita

Tibawa (1/2/18)  Saya sempat mengintip kegiatan PBM di salah satu SMP satap , dari dimensi struktural yaitu sarana dan prasarana sangat memadai dengan ruang kelas yang cukup ruang perpustakaan dengan Ruang Guru dengan konstruksi permanen dari tampilan pisik sangat meyakinkan sebagai suatu lembaga pendidikan. Siswa  berjumlah 21 orang terdiri dari kelas 7, berjumlah 7 orang kelas 8, berjumlah 10 orang dan  kelas 9 hanya 4 orang,
Jumlah guru 3 orang yang terdiri dari 2 PNS (Guru agama dan IPS) sedang yang satunya lagi, guru horor pendidikan S1 Matematika, Setelah berdiskusi dengan siswa sepertinya kegiatan proses pembelajaran belum berlangsung sebagaimana mestinya. Inilah. kendala yang dihadapi oleh SMP satap ataupun sekolah yang kekurangan guru baik dari segi jumlah maupun kualitas. Karena tidak ada guru yang mengajar atas seizin Pak Guru Agama saya masuk kelas, saya tertarik ternyata ada 2 orang siswa memegang smartphone namun mereka tidak bisa akses internet karena ketiadaan pulsa
Dengan berbekal kuota yang masih lumayan saya berbagi dengan siswa sehingga sama-sama kami online dan mulailah saya memperkenalkan cara belajar via hp. Saya pandu mereka membuka e-learning zenius multimedia (http://zenius.net) tentunya kami pakai versi free namun informasi contennya lengkap dengan hak akses batas. Ternyata siswa sangat tertarik dengan e-learning, terlihat semangat mereka mengikuti e-learning. Pada akhir pertemuan suasana akrab tercipta saya banyak bercanda dan mereka sempat minta photo bersama. berikut ini penggalan percakapan kami:
Siswa : "Pak. bisa kami belajar dengan hp kalau tidak ada guru.
Saya  :  Tentu saja bisa...
Siswa :  Pulsa data mahal, tidak ada tampa cok kalau habis batere, ibu guru marah bawa hp, ti Pak  bilang tadi zenius mo bayar (itulah suara siswa bersahut-sahut).
Saya :  Nanti saya informasikan pada kepala sekolah. selanjutnya saya mengakhiri pertemuan dan keluar kelas.

Dalam pikiran saya, bahwa kekurangan guru baik jumlah maupun kualitas salah satu solusi adalah e-learning, namun masih ada guru PNS atau guru kontrak yang belum terampil atau bahkan sama sekali tidak bisa mengoperasikan komputer. Dikarenakan guru-guru lama atau yang senior ini tidak pernah dibekali pendidikan selain pendidikan yang menjadi bidang pekerjaannya sekarang. Guru agama hanya akan ahli terhadap agama, guru bahasa Indonesia hanya akan ahli pada bahasa Indonesia, dan guru sejarah hanya akan tahu tentang sejarah dan mereka tidak mau belajar dan berlatih mengoperasikan computer.
Sudah saatnya penerimaan pegawai PNS maupun Pegawai kontrak  yang akan menjadi guru, setidaknya seorang calon guru harus memiliki keterampilan lain selain mata pelajaran yaitu  menggunakan komputer.
Walau dengan kondisi ketidak mampuan guru mengoperasikan komputer e-learning sudah dapat diterapkan sebab siswa yang merupakan generasi milinium mampu dengan mandiri belajar via e-learning, yang perlu pengawasan dari guru agar hasilnya optimal.
 
Semoga kedepan akan lebih baik.