Tulisan ini saya tujukan kepada rekan-rekan kepala sekolah dan pengelola perpustakaan sekolah.
Mengapa kita tertinggal dari bangsa-bangsa lain di dunia
ini? Salah satu penyebannya karena minat baca masyarakat Indonesia
masih sangat rendah , Perlu diketahui bahwa, membaca adalah faktor
penting dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Namun
sayangnya minat baca dikalangan siswa pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya masih sangat rendah.
Untuk itulah, minat baca dikalangan siswa harus ditingkatkan sedini mungkin bagaimana caranya
Untuk itulah, minat baca dikalangan siswa harus ditingkatkan sedini mungkin bagaimana caranya
Konsep
Minat Baca
Bagaimana dengan
konsep minat baca? Minat sering disebut juga sebagai interest. Minat merupakan gambaran sifat dan sikap ingin memiliki
kecenderungan tertentu. Minat juga diartikan kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu dan keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Minat bukan
bawaan dari lahir, melainkan dapat dipengaruhi bakat. Minat harus diciptakan
atau dibina agar tumbuh dan terasa sehingga menjadi kebiasaan. Melakukan
sesuatu dengan terpaksa atau karena kewajiban walau dikerjakan dengan baik
belum tentu menunjukkan minat yang baik, seperti membaca buku teks pelajaran
Manfaat Membaca
Secara khusus, Jordan E. Ayan pernah
menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘bengkel kreatif’ bahwa membaca memiliki
dampak positif bagi perkembangan kecerdasan, yaitu :
1. Mempertinggi kecerdasan verbal/linguistik, karena dengan banyak membaca
akan memperkaya kosa kata,
2. Meningkatkan kecerdasan matematis-logis dengan “memaksa” kita menalar,
mengurutkan dengan teratur dan berpikir logis untuk dapat mengikuti jalan
cerita atau memecahkan suatu mister
3. Mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan mendesak kita merenungkan
kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup
4. Membaca dapat memicu imajinasi dengan mengajak kita membayangkan dunia
beserta isinya, lengkap denga segala kejadian, lokasi dan karakteristiknya
5. Manfaat membaca buku yang lain adalah membentuk karakter dan
kepribadian. Karena itulah kemudia sering kita mendengar pernyataan bahwa apa
yang kita baca sekarang, seprti itulah kita 20 tahun mendatang. Bahkan
novel-novel sastra, komik dan buku-buku fisik secara tidak langsung dapat
mengubah karakter kita, sesuai dengan image yang ada dalam buku tersebut
A.
Faktor Penyebab Rendahnya Minat
Baca
Adanya banyak faktor penghambat, mengapa minat baca di
Indonesia rendah. Faktor-faktor tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Ketidakpedulian kita akan aktivitas membaca boleh jadi akibat dari
kondisi masyarakat kita yang tidak pernah membaca, akibat tidak terbiasa dengan
budaya menulis (terbiasa dengan budaya lisan), kedalam bentuk masyarakat yang
tidak hendak membaca seiring masuknya teknologi telekomunikasi, informatika dan
broadcasting. Akibatnya masyarakat
kita lebih senang nonton televisi daripada membaca
2. Pembelajaran di Indonesia belum membuat anak-anak/siswa/mahasiswa harus
membaca (lebih banyak lebih baik) dan mencari informasi/pengetahuan lebih dari
apa yang diajarkan
3. Banyak jenis hiburan, permainan (game)
dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari
buku. Banyak kalangan yang menuding perkembangan teknologi audio visual semisal
televisi sebagai biang kerok penyebab hilangnya minat baca buku. Namun perlu
kita ketahui, di negara-negara maj seperti Jepang, Inggris dan Amerika kemajuan
teknologi audio visual tidak berpengaruh sedikitpun terhadap tinggnya minat
orang membaca buku
4. Orang lebih senang mengunjungi tempat hiburan untuk menghabiskan waktu
seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket, dan
lain-lain dari pada membaca buku
5. Budaya baca memang belum diwariskan secara maksimal oleh nenek moyang.
Kita terbiasa mendengar dan belajar dari berbagai dongeng, kisah, adat istiadat
yang secara verbal dikemukakan orang tua, tokoh masyarakat atau penguasa zaman
dulu.
6. Masyarakat belum menempatkan buku sebagai kebutuhan kedua, setelah
kebutuhan dasar, seperti makan, pakaian dan tempat tinggal. Dalam setahun
belanja masyarakat untuk buku dan surat kabar hanya sebesar Rp. 1,9 trilyun.
Ini jauh tertinggal dibanding belanja untuk rokok mencapai Rp. 47 trilyun dan
obat terlarang mencapai 145 trilyun
7. Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakan atau taman bacaan,
masih merupakan barang aneh dan langka. Hampir di semua sekolah, jenis dan
jenjang pendidikan perpustakaannya masih belum memenuhi standar sarana dan
prasarana pendidikan.
8. Tak ada motivasi dan bimbingan praktis dari guru, utamanya guru bidang
studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Motivasi tidak hanya berbentuk dorongan yang
disampaikan melalui kata-kata
9. Rendahnya kualitas guru. Harus diakui tidak jarang kita temukan
guru-guru (baik disekolah negeri maupun swasta) yang mengajar bukan berdasarkan
keahliannya. Misalnya, guru spesifikasinya dibidang matematika karena
terbatasnya tenaga pengajar, terpaksa mengajar pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Karena sudah terpaksa, ia pura-pura memahami, mengeksplorasi dan
sedikit mengapresiasi. Hasilnya pun nihil karena siswa tidak mendapatkan
bimbingan secara maksimal.
Selain kendala kultural
seperti diatas, ada hambatan lain secara struktural hingga orang malas membaca,
diantaranya :
1) Harga buku yang sangat mahal sementara kondisi perekonomian masyarakat
masih memprihatinka
2) Pola dan gaya hidup masyarakat kita yang memang tampaknya selalu ingin
unjuk diri, pamer akan kelebihan-kelebihan dari segi materi
3) Adanya kesalahan persepsi terhadap membaca. Membaca dianggap sebagai
pekerjaan yang membuang-buang waktu saja dan tidak efektif
4) Kurangnya fasilitas membaca bagi masyarakat umum yang dibangun oleh
pemerintah
Menumbuhkan
minat membaca sudah menjadi salah satu prioritas dalam dunia pendidikan. Adapun
unsur-unsur yang dapat memperlancar perkembangan minat baca siswa antara lain
sebagai berikut :
1.
Keluarga
Berikut cara meningkatkan minat baca anak
dalam keluarga
a)
Bacakan buku sejak anak lahir,
sebaiknya anak dikenalkan dengan buku sedini mungkin, sejak anak masih bayi,
bahkan ketika masih didalam kandungan
b)
Dorong anak bercerita tentang apa
yang telah didengar atau dibacanya.
c)
Ajak anak ke toko buku/perpustakaan
d)
Beli buku yang menarik minat anak
e)
Sisihkan uang membeli buku
f)
Nonton filmnya dan beli bukunya
g)
Ciptakan perpustakaan keluarga
h)
Tukar menukar buku dengan teman
i)
Hilangkan penghambat seperti TV
atau playstation
j)
Beri hadiah (reward) yang
memperbesar semangat membaca
k)
Jadikan buku sebagai hadiah untuk
anak
l)
Jadikan kegiatan membaca sebagai
kebiasaan setiap hari
m)
Dramatisasi buku yang anda baca
n)
Buatlah buku sendiri
o)
Jadilah teladan
2.
Sekolah
Dalam menumbuhkan minat baca siswanya,
pihak sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, setidaknya harus
melakukan beberapa hal.
- Sekolah harus menyediakan buku sebanyak-banyaknya, baik fiksi maupun nonfiksi. Bagaimanapun siswa akan terlecut semangatnya untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Langkah ini sangat positif bagi masa depan generasi bangsa, selanjutnya untuk menjadi kutu buku sejati.
- Mengefektifkan bimbingan khusus. Siswa yang pada awalnya kurang memiliki daya tarik terhadap buku, oleh pihak guru dibantu dan dibimbing
- Memfungsikan perpustakaan. Perpustakaan memegang peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan minat baca. Diperpustakaan, siswa dapat memperoleh informasi bacaan dan berbagai referensi yang dibutukan dengan cepat dan tepat. Oleh karan itu, peran perpustakaan tetap tidak dapat dipisahkan dari dunia membaca.
3.
Pemerintah
Pemerintah juga harus ikut mendukung
program peningkatan minat baca siswa antara lain sebagai berikut :
- Menambah jumlah perpustakaan dan judul buku di sekolah. Juga mewajibkan guru memerikan tugs kepada siswa untuk membaca sejumlah buku sebagai syarat kenaikan kelas dan mengkampanyekan gerakan gemar membaca
- Pemerintah meningkatkan anggaran pendidikan minimal 5 persen dari oprasional anggaran sekolah untuk perpustakaan sehingga dapat mewujudkan perpustakaan sesuai standar.
- Mendukung dan menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan minat baca, misalnya : lomba-lomba kepenulisan, pameran dan bedah buku, temu penulis, pelatihan kepenulisan dan lain-lain.
0 comments:
Post a Comment